Monday, January 4, 2010

Lawang Sewu


Sejarah Lawang sewu

Gedung Lawang Sewu dibangun pada tahun 1903 dan selesai serta diresmikan pada tanggal 1 Juli 1907. Bangunan berlantai 2 ini dijadikan kantor pusat Nederlandsch Indishe Spoorweg Naatschappij atau dikenal NIS dan ada kabar, dulu bangunan ini sebagai tempat pengurusan administrasi dan kemiliteran yang ada di Semarang. Bagian depan bangunan bersejarah ini dihiasi oleh menara kembar model gothic dan membelah menjadi dua sayap, memanjang kebelakang yang mengesankan kokoh, besar dan indah. Gedung megah bergaya art deco yang bercirikan ekslusif yang berkembang pada era 1850-1940 di benua Eropa itu, menjadi salah satu karya dua arsitek ternama Belanda yaitu: Prof. Jacob F. Klinkhamer dan B.J Queendag.

Bagian Dalam Lawang sewu



Mengapa banyak orang menyebutnya Lawang Sewu, bahwa bangunan tersebut memiliki banyak pintu. Jika diartikan pintu dalam bahasa Jawa ‘Lawang’ sedangkan ‘Sewu’ itu seribu berarti “Pintu seribu”, entah siapa yang menamakan dan menghitung pintu-pintu itu!, yang jelas nama Lawang Sewu sudah melekat di setiap orang Indonesia sampai saat ini.
Dari pintu utama langsung dihadapkan sebuah tangga besar menuju lantai 2. Di bagian tangga terpasang sebuah kaca grafir yang menutupi jendela dengan ukiran yang indah . Memang, awal yang dirasakan saat memasuki bangunan ini agak sedikit berbeda, lorong-lorong yang minimnya pencahayaan membuat suasana agak sedikit mistis. Akan tetapi, semua itu disambut oleh keindahan pemandangan hiasan kaca-kaca patri yang penuh warna warni di puncak anak tangga. Dinding dan tiang-tiang yang masih kokoh melengkapi kemegahan struktur bangunan itu. Terpesona akan semua itu, kami melanjutkan menelusuri bagian ruangan yang lain. Memasuki bagian atas dan berdiri disalah satu balkonnya, terlihat kesibukan kendaraan-kendaraan dijalan raya serta disuguhi pemandangan taman kota di tengah bundaran jalan.

Penjara Bawah Tanah




Pintu-pintu tinggi yang berjajar dibagian sayap gedung, mengingatkan seperti apa kesibukan pada waktu itu. Adapula sebuah ruangan yang katanya berisi peninggalan jaman Belanda. Pintunya sangat kokoh sehingga belum berhasil dijebol hingga saat ini. Jadi ada kemungkinan di dalamnya masih banyak tersimpan uang dan harta benda lainnya. Benarkah demikian?
Melihat seluruh kondisi fisik eksterior maupun interiornya meski kurang terawat, decak kagum pun ada dalam diri. Bangunan bersejarah Lawang Sewu tetap menyisakan keelokan arsitektur dimasa lalu. Penjara yang dimaksud berlokasi dibawah tanah, mempunyai kedalam 3 meter dari permukaan. Dalam penelusuran ini kita ditemani oleh pemandu untuk menelusuri lorong selebar kurang lebih 1,5 meter dengan ketinggian langit-langit 2 meter tanpa ada cahaya. Dengan bantuan senter besar kita dapat memulai perjalanan, aroma yang sumpek serta genangan air mengawali penelelusuran ini. Dahulu disini adalah tempat penyiksaan bagi para tahanan oleh pihak Belanda dan Jepang. Berikutnya, terdapat ruangan yang berisi bak-bak beton yang tingginya mencapai 1 meter. Tempat ini juga digunakan untuk menyiksa para tahanan dengan dipaksa berjongkok dengan direndam air setinggi leher sementara bagian atasnya ditutup jeruji besi. Dengan cara penyiksaan itu ruangan ini diberi nama penjara jongkok. Sulit dibayangkan, seperti apa para pejuang kita di perlakukan seperti itu!.
Selain itu terdapat pula sekat jejeran batu bata yang ukurannya 1x1 meter bentuknya seperti lemari. Sekat-sekat sempit inilah yang disebut Penjara berdiri di tempat ini biasanya diisi 5 sampai 6 tahanan setelah disiksa dengan tertutup jeruji besi dan dibiarkan berdiri hingga mati lemas.
Ruangan terakhir terdapat ruang eksekusi. Tampak satu meja terbuat dari baja tertanam dilantai. Disinilah para tahanan dieksekusi mati dengan di penggal kepalanya.
Sebenarnya masih ada lorong lain yang pada saat itu digunakan oleh para pejuang kemerdekaan untuk meloloskan diri dari kejaran musuh. Lorong itu menghubungkan antara Lawang Sewu, SMAN 3 Semarang dan SMAN 1 Semarang. Sayangnya lorong sudah ditutup dan tidak tahu keberadaanya. Belum lagi di temukannya kerangka-kerangka manusia disalah satu ruangan bawah tanah dengan jumlah yang sangat banyak, kemudian kisah pembantaian serta kekejaman perang yang pernah terjadi di Lawang Sewu.
Sebelumnya bangunan kuno dan megah berlantai dua ini setelah kemerdekaan dipakai sebagai kantor Jawatan Kereta Api Indonesia (DKARI) atau sekarang PT Kereta Api Indonesia. Selain itu pernah dipakai sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam) IV/Diponegoro dan Kantor Wilayah (Kanwil) Departemen Perhubungan Jawa Tengah. Selain itu, pada masa perjuangan gedung ini juga memiliki catatan sejarah tersendiri yaitu ketika berlangsung peristiwa pertempuran lima hari di Semarang, di gedung tua ini menjadi lokasi pertempuran yang hebat pada tahun 1945 tepatnya tanggal 8 september, antara Angkatan Muda Kereta Api Indonesia yang berusaha merebut kembali bangunan ini dari tangan Kempetai dan Kido Butai Jepang. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Semarang dengan SK Wali Kota 650/50/1992, memasukan Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102 bangunan kuno atau bersejarah di Kota Semarang yang patut dilindungi.
Seperti itulah pesona Lawang Sewu, walaupun tidak semua bangunan tersebut terawat dan digunakan kembali, tapi setidak-tidaknya jejak sejarah bangsa kita masih sangat mudah ditemui di kota itu. Bangunan-bangunan tersebut mungkin beruntung karena berdiri di atas kota di mana pemerintahnya masih tetap menghargai keberadaannya. Sungguh mengagumkan, bangunan tua yang masih eksis hingga sekarang.

0 comments:

Post a Comment

Kirimkan Komentar Anda

 

Followers

Banner Sahabat Blogger

Photobucket
tlpg Semarang

kanigoropagelaran
Blog BlogGer
Powered by BannerFans.com
rumahblogger.com, rumahnya blogger indonesia!
Indonesian Freebie Web and Graphic Designer Resources
Komunitas Blogger Bekasi

Kum4n
Suci Creativity
CHICO
emsforblack
Tips trik blog
download, free, gratis, gratisan, ebook, buku, majalah, tutorial
Natha, Lia, Blog

Blog Rating